KampusqqPoker - Traveler mulai kembali melancong dan liburan kendati pandemi virus Corona belum berakhir dan vaksin belum ditemukan. Tapi, perjalanan internasional dengan pesawat belum diminati.
Begitulah hasil survei dari Orcale Corp dan dikutip Reuters pada Rabu (8/7/2020). Detailnya, sekitar 51 persen orang Amerika Utara dan Amerika latin berencana melakukan perjalanan dalam kurun waktu enam bulan ke depan, sedangkan Asia dan Eropa 38 persen.
Dari survei itu menunjukkan mereka memilih untuk melakukan traveling yang dekat dengan rumah . Destinasi wisata yang dipilih diutamakan yang bisa dijangkau dengan kendaraan pribadi dan menghindari penerbangan internasional.
Baca juga: 5 Makanan yang Tidak Boleh Dimakan Untuk Wajah Berjerawat
General Manager Oracle Hospitality, Alex Alt, menyebut puluhan ribu hotel tutup dan tingkat hunian menurun di bawah 20 persen dalam tempo berminggu-minggu. Itu imbas dari larangan perjalanan dan lockdown di sejumlah negara untuk mengontrol penyebaran virus Corona.
"Satu hal, pelanggan ingin penyegaran dengan traveling. Ada kegembiraan dan keinginan besar untuk turun ke jalan, untuk mengeksplorasi, dan mendapatkan pengalaman," kata Alt seperti dikutip Reuters.
Hasil survei itu menyebut daerah pesisir AS menjadi destinasi wisata favorit. Dari survei itu ditunjukkan dari 600 hotel yang dipantau Oracle menunjukkan peningkatan pemesanan dalam lima pekan terakhir dan menunjukkan jumlah tertinggi sejak Maret 2020.
"Saya katakan industri ini berharap untuk melanjutkan bisnis pada musim panas. Itu akan menjadi kunci bisnis travel kembali lagi," ujar Alt.
Baca juga: Banyak Tidur di Akhir Pekan Bisa Kurangi Resiko Kematian, Benarkah?
Saat ini, sejumlah negara memang telah memutuskan untuk membuka perbatasan dan wisata karena wabah virus Corona. Termasuk negara-negara di Eropa. Tapi, mereka selektif menentukan turis asing yang masuk dengan merujuk perkembangan kasus virus Corona di negara asal turis.
Negara-negara yang sudah menerima wisatawan itu menerapkan protokol kesehatan dalam new era pariwisata. Di antaranya mewajibkan turis untuk memakai masker, rajin cuci tangan, bahkan ada yang meminta wisatawan untuk melakukan karantina lebih dulu sebelum melancong.